Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan Perdana Menteri Finlandia, Matti Vanhanen. Dalam pertemuan bilateral, kedua kepala pemerintahan sepakat untuk meningkatkan kerjasama di bidang energi dan kehutanan.
Usai pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Finlandia Matti Vanhanen di Istana Merdeka pada hari Selasa, Presiden Yudhoyono mengatakan hubungan Indonesia dan Finlandia berjalan baik dan akan terus berkembang.
Selain ekonomi dan perdagangan, kedua kepala pemerintahan secara khusus juga membahas isu antisipasi dampak perubahan iklim. Dalam hal ini, pemerintah Finlandia menawarkan kerjasama baru di bidang energi dan kehutanan, serta manajemen pengelolaan sampah. Perdana Menteri Vanhanen mengatakan Finlandia dapat membantu Indonesia memproduksi berbagai energi alternatif, yang menjadi unggulan negara itu selama ini.
"Kita mungkin negara yang paling banyak menghasilkan energi dari biomass. Perusahaan-perusahaan di negara kami memiliki banyak pengalaman di sektor tersebut, juga dalam sektor energi tenaga angin. Walaupun kita tidak memproduksi energi dari angin, karena kondisi yang tidak mendukung, tapi kami memproduksi komponen-komponennya," jelas Vanhanen.
Biomass adalah bahan energi organik yang berasal dari alam, termasuk tumbuhan dan hewan. Biomass juga mengacu pada sampah yang dapat diurai melalui proses alamiah.
Kerjasama kehutanan antara Indonesia dan Finlandia, menurut rencana, akan berlangsung di Kalimantan.
Sebelumnya, organisasi lingkungan hidup-WALHI, menuding pemerintah menumpuk utang baru melalui beragam proyek asing atas nama antispasi bencana iklim. Saat ditanyakan, Presiden Yudhoyono membantah tudingan itu. Finlandia, kata Presiden, memiliki capaian yang cukup baik dalam pengelolaan energi non-migas. Sedangkan porsi terbesar untuk kehutanan dan lingkungan hidup masih berasal dari dana APBN.
“Dalam bidang energi yang terkoneksi dengan climate change (perubahan iklim), biomass, dan lain-lain, itu (merupakan) sumbangan konkrit dan pembiayaan untuk pemotongan emisi itu sepenuhnya (berasal) dari APBN. Namun, kalau ada bantuan capacity building (pembangunan kapasitas) yang sifatnya membawa kebaikan, tentu akan kami sambut dengan baik. Tapi kami sendiri mengalokasikan banyak anggaran untuk pengurangan emisi 26 persen sebelum tahun 2020,” ujar Presiden.
Komoditas ekspor Finlandia yang utama ke Indonesia saat ini adalah peralatan mesin untuk industri, kertas dan alat telekomunikasi. Sementara itu, Indonesia mengekspor sepatu dan produk olahan kayu. Dengan angka pertumbuhan ekonomi rata-rata empat setengah persen usai krisis ekonomi global, pemerintah Indonesia berharap Finlandia dapat meningkatkan investasinya di berbagai bidang.
http://www.voanews.com/indonesian/news/Finlandia-Janjikan-Investasi-di-Bidang-Energi-dan-Kehutanan.html